Page 1 of 4 123 ... LastLast
Results 1 to 20 of 74

Thread: Taufik Hidayat Dipuja di Cina

  1. #1

    Default Taufik Hidayat Dipuja di Cina

    terharu liat video TH pas ikut CBSL 2011....bener2 di sambut dan di sanjung bak pahlawan...sedangkan di negeri sendiri selalu saja di caci kalo kalah

    http://www.youtube.com/watch?v=g9mtMafNmF8

  2. #2

    Default

    Udah biasa pak.Ga aneh bnyk ex atlit kita,jadi pelatih, yg betah diluar,karena dihargai..mo gimana lagi,INA blm bagus dalam Human Resource Management..'-_-'

  3. #3

    Default

    Itu lah Indonesia, kalau berhasil akan dipuja bagaikan seorang Raja sejagat, tapi kalau gagal akan dihujat sampai ke akar bumi sekalipun....

  4. #4

    Default

    liat TH bahkan di bandara aja dah ditungguin, kalah dari BCL pun masih di puji

  5. #5
    Join Date
    Feb 2011
    Location
    SIAP ERROR LAGI DI FTB
    Posts
    3,739

    Default

    Quote Originally Posted by Siss View Post
    terharu liat video TH pas ikut CBSL 2011....bener2 di sambut dan di sanjung bak pahlawan...sedangkan di negeri sendiri selalu saja di caci kalo kalah

    http://www.youtube.com/watch?v=g9mtMafNmF8
    bantu tongolin

    ZZZZzzzzzZZZZ

  6. #6
    Join Date
    Dec 2009
    Posts
    1,047

    Default

    Quote Originally Posted by Siss View Post
    terharu liat video TH pas ikut CBSL 2011....bener2 di sambut dan di sanjung bak pahlawan...sedangkan di negeri sendiri selalu saja di caci kalo kalah

    http://www.youtube.com/watch?v=g9mtMafNmF8
    dicaci ???? saya paling tidak setuju bos ....

    kalau tidak salah justru TH bahkan tidak pernah kena cacian penggemar bulutangkis .... sebab jasa dia sudah terlalu besar buat bulutangkis Indonesia.

    mungkin bos dan bos lainnya salah kali .... kalau atlet lain mungkin karena tidak pernah ada jasa terhadap negeri ini ...

    TH di mana-mana selalu menjadi pujaan karena cara main dia dan prestasi dia.

    jadi kalau mau spt TH, .. ya buktikan dengan PRESTASI ... nah pemain lain tidak bisa spt dia.

    jadi jgn di generalisasi yach ....

  7. #7

    Default

    Quote Originally Posted by sotx-sg View Post
    dicaci ???? saya paling tidak setuju bos ....

    kalau tidak salah justru TH bahkan tidak pernah kena cacian penggemar bulutangkis .... sebab jasa dia sudah terlalu besar buat bulutangkis Indonesia.

    mungkin bos dan bos lainnya salah kali .... kalau atlet lain mungkin karena tidak pernah ada jasa terhadap negeri ini ...

    TH di mana-mana selalu menjadi pujaan karena cara main dia dan prestasi dia.

    jadi kalau mau spt TH, .. ya buktikan dengan PRESTASI ... nah pemain lain tidak bisa spt dia.

    jadi jgn di generalisasi yach ....
    Tapi seinget saya TH sendiri pernah ngeluh koq,sama seperti yg disampaikan oleh sodara2 kita diatas.Kalo menang dipuja,kl kalah dihina.

    Inget TongSinFu,yg dah berjasa bangun pemain2 single legendaris kita,Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Hariyanto Arbi mau pun para pemain puteri angkatan Susy Susanti dan Lily Tampi.,n juga berjasa dah membantu INA mendapat medali emas bbrp kali,membantu INA mencapai masa puncak kejayaannya..tetep aja masih dipersulit pengurusan WNI nya.Skrg dia subur di China.LD single no 1 China dipercayakan di tangan pria berumur 70 an ini sampe skrg jadi "telor goreng"(超级丹),AKA Super Dan

    http://www.ripiu.com/article/read/to...akan-indonesia
    http://www.badmintoncentral.com/foru...atest-Ever-%29
    http://edwindwianto.wordpress.com/20...-of-indonesia/
    http://olahraga.kompas.com/read/2010...mbali.ke.China

    Ini kehilangan Human Resources terbesar yg pernah terjadi di INA,,IMO..Betapa tidak?Aslinya dari INA,mau stay di INA ditolak permohonan WNI nya,akhirnya di terima di negara lain,membangun negara itu,sampai menjadi super power dlm dunia badminton,n termasuk jg menghancurkan INA.Apa beliau tidak berjasa dimasa dia melatih INA?Saya yakin nama murid nya sampai sekarang masih terdengar sampai sekarang...n saya yakin,pencapaian seorang pelatih dilihat dari seberapa hebat murid yang dia bina.

    Dan didalam quote link yg saya ksh diatas,juga ada quote dari TH,bahwa melepaskan Tong SinFu adalah kesalahan terbesar yg pernah dilakukan PBSI..
    Last edited by smichz; 15 Apr 2011 at 20:18.

  8. #8
    Join Date
    Dec 2009
    Posts
    1,047

    Default

    Quote Originally Posted by smichz View Post
    Tapi seinget saya TH sendiri pernah ngeluh koq,sama seperti yg disampaikan oleh sodara2 kita diatas.Kalo menang dipuja,kl kalah dihina.

    Inget TongSinFu,yg dah berjasa bangun pemain2 single legendaris kita,Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Hariyanto Arbi mau pun para pemain puteri angkatan Susy Susanti dan Lily Tampi.,n juga berjasa dah membantu INA mendapat medali emas bbrp kali,membantu INA mencapai masa puncak kejayaannya..tetep aja masih dipersulit pengurusan WNI nya.Skrg dia subur di China.LD single no 1 China dipercayakan di tangan pria berumur 70 an ini sampe skrg jadi "telor goreng"(超级丹),AKA Super Dan

    http://www.ripiu.com/article/read/to...akan-indonesia
    http://www.badmintoncentral.com/foru...atest-Ever-%29
    http://edwindwianto.wordpress.com/20...-of-indonesia/
    http://olahraga.kompas.com/read/2010...mbali.ke.China

    Ini kehilangan Human Resources terbesar yg pernah terjadi di INA,,IMO..Betapa tidak?Aslinya dari INA,mau stay di INA ditolak permohonan WNI nya,akhirnya di terima di negara lain,membangun negara itu,sampai menjadi super power dlm dunia badminton,n termasuk jg menghancurkan INA.Apa beliau tidak berjasa dimasa dia melatih INA?Saya yakin nama murid nya sampai sekarang masih terdengar sampai sekarang...n saya yakin,pencapaian seorang pelatih dilihat dari seberapa hebat murid yang dia bina.

    Dan didalam quote link yg saya ksh diatas,juga ada quote dari TH,bahwa melepaskan Tong SinFu adalah kesalahan terbesar yg pernah dilakukan PBSI..
    bos smichz, tolong fokus ke TH aja seorang, jgn bawa nama yg lainnya.
    .... saya kuatir komentar akan berakhir dgn SARA, sebab nampaknya ini isu yg ada di belakang hal TSF.

    sblm melatih Indonesia, TSF telah lebih dulu melatih China, trus ke Indonesia, trus saat Tragedi Mei 1998 (Thomas Cup 1998) ke China karena alasan keamanan dan melatih lagi di sana.
    STOPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP JANGAN DITERUSKAN ......... SARA
    Last edited by sotx-sg; 15 Apr 2011 at 21:04.

  9. #9
    Join Date
    Apr 2010
    Location
    Jak-Bar
    Posts
    231

    Default

    Quote Originally Posted by smichz View Post
    Tapi seinget saya TH sendiri pernah ngeluh koq,sama seperti yg disampaikan oleh sodara2 kita diatas.Kalo menang dipuja,kl kalah dihina.

    Inget TongSinFu,yg dah berjasa bangun pemain2 single legendaris kita,Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Hariyanto Arbi mau pun para pemain puteri angkatan Susy Susanti dan Lily Tampi.,n juga berjasa dah membantu INA mendapat medali emas bbrp kali,membantu INA mencapai masa puncak kejayaannya..tetep aja masih dipersulit pengurusan WNI nya.Skrg dia subur di China.LD single no 1 China dipercayakan di tangan pria berumur 70 an ini sampe skrg jadi "telor goreng"(超级丹),AKA Super Dan

    http://www.ripiu.com/article/read/to...akan-indonesia
    http://www.badmintoncentral.com/foru...atest-Ever-%29
    http://edwindwianto.wordpress.com/20...-of-indonesia/
    http://olahraga.kompas.com/read/2010...mbali.ke.China

    Ini kehilangan Human Resources terbesar yg pernah terjadi di INA,,IMO..Betapa tidak?Aslinya dari INA,mau stay di INA ditolak permohonan WNI nya,akhirnya di terima di negara lain,membangun negara itu,sampai menjadi super power dlm dunia badminton,n termasuk jg menghancurkan INA.Apa beliau tidak berjasa dimasa dia melatih INA?Saya yakin nama murid nya sampai sekarang masih terdengar sampai sekarang...n saya yakin,pencapaian seorang pelatih dilihat dari seberapa hebat murid yang dia bina.

    Dan didalam quote link yg saya ksh diatas,juga ada quote dari TH,bahwa melepaskan Tong SinFu adalah kesalahan terbesar yg pernah dilakukan PBSI..
    Kayanya bkn cm kesalahan PBSI bro....
    Kesalahan negara kita kalo soal tong xin fu...

  10. #10

    Default

    Quote Originally Posted by sotx-sg View Post
    bos smichz, tolong fokus ke TH aja seorang, jgn bawa nama yg lainnya.
    .... saya kuatir komentar akan berakhir dgn SARA, sebab nampaknya ini isu yg ada di belakang hal TSF.

    sblm melatih Indonesia, TSF telah lebih dulu melatih China, trus ke Indonesia, trus saat Tragedi Mei 1998 (Thomas Cup 1998) ke China karena alasan keamanan dan melatih lagi di sana.
    STOPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP JANGAN DITERUSKAN ......... SARA
    Ok,saya balik dulu ke bagian TH.Kalau bos SOTX_SG bilang TH ga pernah dicaci dan selalu dicintai,ini link yg sy bisa jadikan referensi.
    http://www.bulutangkis.com/mod.php?m...cle&artid=4775

    Sedikit saja koreksi mengenai TSF,

    http://www.ripiu.com/article/read/to...akan-indonesia
    http://www.badmintoncentral.com/foru...atest-Ever-%29
    http://edwindwianto.wordpress.com/20...-of-indonesia/
    http://olahraga.kompas.com/read/2010...mbali.ke.China

    Sesuai dgn link yg diatas,dan yg dikutip dari testimoni ALAN BK,pelatihnya,TSF pulang ke china bukan karena alasan keamanan.Kalau sempat,bisa dibaca dulu link2nya.TSF terpaksa pulang karena permohonan WNI nya gagal,bukan karena dia merasa tidak aman.Kl saya salah,tolong dibenarkan.

    Saya ga bermaksud SARA,tapi kenyataannya,apapun garis keturunannya,apapun statusnya,ntah non pelatnas atau pelatnas,ketika smuanya itu menjadi kepentingan nama baik Indonesia,ataupun membela Indonesia,hendaknya jangan dipersulit.Sama seperti yg terjadi sebelum ini,dimana KINDRA,ALVENT,MARISSA dkk sampai2 tidak jadi memperkuat INA di dalam kejuaraan internasional,karena urusan politik PBSI,yg ujung2nya dikarenakan mereka bukan lagi pemain nasional,dan masalah pembagian honor dan biaya.

    Maaf kalau ini tidak berkaitan dengan TH.Saya hanya mengambil contoh dari atlit lainnya.Mereka bukan tidak berprestasi.Mereka pernah berprestasi,tapi selalu saja merasa disia2kan,diperlakukan seperti jeruk yg sudah diperas,merasa terlupakan ketika tidak lagi berprestasi sebagus dulunya.Kl boleh kita bertanya2 kepada pelatih2 kita di Malaysia atau diluar negeri,apa yg didalam hati mereka rasakan?Apa hanya karena uang mereka melatih kesana?atau mungkin hal lainnya.Apa dihati mereka tidak ada kerinduan tuk melatih di Indonesia,membangun negaranya sendiri?..lalu apa alasan mereka tidak tuk melatih di INA.

    Saya setiap kali FB an ama pak hendrawan,saya selalu mengungkapkan kerinduan saya melihat hasil pelatihan pak Hendrawan di INA.Karena sampai saat ini di Malaysia,anak pelatihan Hendrawan sudah banyak yg maju.Salah satunya Arif,yg waktu sirkuit nasional kemarin masuk ke final melawan LCW.Permainan Arif sendiri pun sudah berbeda dari sebelumnya.Dia dapat bermain dengan lebih baik,dan public Malaysia pun memandang Arif sebagai penerus MS senior nantinya.Sedihnya,kenapa tidak di INA saja,di negaranya sendiri beliau melatih.

    Kl dibiarkan terus menerus,maka akan semakin banyak alasan orang2 berbakat lainnya yg akan meninggalkan INA tuk melatih atau bermain di luar,dan menjadi TSF berikutnya,yg malah akan memperkuat rival kita di kancah internasional.
    Last edited by smichz; 16 Apr 2011 at 19:09.

  11. #11

    Default

    Quote Originally Posted by Han View Post
    Kayanya bkn cm kesalahan PBSI bro....
    Kesalahan negara kita kalo soal tong xin fu...
    Kesalahan PBSI ya karena PBSI ga bantu ngmng ke Badan Kependudukan.Padahal TSF dah berjasa banget ngangket nama INA di dunia badminton.

    Kesalahan negara kita ya ga kenal siapa TSF,yg balik lagi ke PBSI,ga bantu ngmng in.
    Gw yakin kalo PBSI berusaha ngeyakinin,seberapa TSF dah berjasa buat INA,mereka juga bakal mikir dua kali tuk menolak ajuan keinginan menjadi WNI nya pak TSF.

  12. #12
    Join Date
    Dec 2009
    Posts
    1,047

    Default

    Quote Originally Posted by smichz View Post
    Ok,saya balik dulu ke bagian TH.Kalau bos SOTX_SG bilang TH ga pernah dicaci dan selalu dicintai,ini link yg sy bisa jadikan referensi.
    http://www.bulutangkis.com/mod.php?m...cle&artid=4775

    Sedikit saja koreksi mengenai TSF,

    http://www.ripiu.com/article/read/to...akan-indonesia
    http://www.badmintoncentral.com/foru...atest-Ever-%29
    http://edwindwianto.wordpress.com/20...-of-indonesia/
    http://olahraga.kompas.com/read/2010...mbali.ke.China

    Sesuai dgn link yg diatas,dan yg dikutip dari testimoni ALAN BK,pelatihnya,TSF pulang ke china bukan karena alasan keamanan.Kalau sempat,bisa dibaca dulu link2nya.TSF terpaksa pulang karena permohonan WNI nya gagal,bukan karena dia merasa tidak aman.Kl saya salah,tolong dibenarkan.

    Saya ga bermaksud SARA,tapi kenyataannya,apapun garis keturunannya,apapun statusnya,ntah non pelatnas atau pelatnas,ketika smuanya itu menjadi kepentingan nama baik Indonesia,ataupun membela Indonesia,hendaknya jangan dipersulit.Sama seperti yg terjadi sebelum ini,dimana KINDRA,ALVENT,MARISSA dkk sampai2 tidak jadi memperkuat INA di dalam kejuaraan internasional,karena urusan politik PBSI,yg ujung2nya dikarenakan mereka bukan lagi pemain nasional,dan masalah pembagian honor dan biaya.

    Maaf kalau ini tidak berkaitan dengan TH.Saya hanya mengambil contoh dari atlit lainnya.Mereka bukan tidak berprestasi.Mereka pernah berprestasi,tapi selalu saja merasa disia2kan,diperlakukan seperti jeruk yg sudah diperas,merasa terlupakan ketika tidak lagi berprestasi sebagus dulunya.Kl boleh kita bertanya2 kepada pelatih2 kita di Malaysia atau diluar negeri,apa yg didalam hati mereka rasakan?Apa hanya karena uang mereka melatih kesana?atau mungkin hal lainnya.Apa dihati mereka tidak ada kerinduan tuk melatih di Indonesia,membangun negaranya sendiri?..lalu apa alasan mereka tidak tuk melatih di INA.

    Saya setiap kali FB an ama pak hendrawan,saya selalu mengungkapkan kerinduan saya melihat hasil pelatihan pak Hendrawan di INA.Karena sampai saat ini di Malaysia,anak pelatihan Hendrawan sudah banyak yg maju.Salah satunya Arif,yg waktu sirkuit nasional kemarin masuk ke final melawan LCW.Permainan Arif sendiri pun sudah berbeda dari sebelumnya.Dia dapat bermain dengan lebih baik,dan public Malaysia pun memandang Arif sebagai penerus MS senior nantinya.Sedihnya,kenapa tidak di INA saja,di negaranya sendiri beliau melatih.

    Kl dibiarkan terus menerus,maka akan semakin banyak alasan orang2 berbakat lainnya yg akan meninggalkan INA tuk melatih atau bermain di luar,dan menjadi TSF berikutnya,yg malah akan memperkuat rival kita di kancah internasional.
    bulutangkis.com kok dijadikan patokan (sorry Pak Ferry), biar teriak setengah mampus kagak didengar sama atlet euih ....

    Hendrawan ke Malaysia (begitu juga Rexy) karena iming2 FINANSIAL & BENEFIT yang jauh lebih besar dari kemampuan asosiasi tepokbulu (ATB) negeri saya ....
    ATB negeri saya ini cuma berharap dari dana pemerintah, sumbangan klub2 plus sponsor Yonex ...
    Bandingkan dgn Malaysia yg bisa gaet Proton, 100Plus, dll., belum lagi dana dari sumbangan masyarakat melalui TOTO ...

    So, jgn cuma komentar BUTA ... jangan menyalahkan ATB negeri saya, sebab memang kemampuannya cuma segitu, tidak bisa menggali potensi yg ada ... diganti sama siapa aja pasti cuma segitu .... karena UANG/FUND/MONEY/FINANSIAL tidak cukup.

    Masyarakat sebenarnya mau nyumbang, tetapi wadahnya tidak ada ... dulu ada SDSB (salah satu kontributor dana saat kejayaan bulutangkis awal 90-an), tetapi kemudian dibubarkan ....

    Dan mengenai atlet yg bos sebutkan di atas .... sori cuma KINDRA yg punya prestasi mumpuni, lainnya sori berat ... masalah KINDRA yg gagal itu karena mereka mau main by-pass, merasa diri sudah professional, jadi tidak perlu lagi melapor ... padahal BWF cuma mengakui PBSI .... orang tua yg dilangkahi anaknya pasti marah besar bos ...
    (itu yg bisa saya tangkap dari baca di koran nasional - sederhana, jangan lebay).

    di Singapore tahun 2006 yg lalu saya duduk bersebelahan dgn Hendrawan, trus nampak dua anak dia ..
    saya : "wah bakal calon juara dunia nih"
    hendrawan + istrinya : "jgn dech mas, pemain bulutangkis tidak enak"
    saya : "khan bisa main atau melatih di negeri lain yg bisa bayar lebih"
    hendrawan : (tersenyum penuh makna)

    saya lihat (sorry) bos ini terlalu berlebihan dgn masa lalu ... kapan bisa majunya bos ?
    Masalah TSF, Hendrawan, Rexy, dll .... biarkanlah mereka.
    ... THINK POSITIVELY ...

    but up to you bos .... kamu LEBIH PANDAI DAN DEKAT DENGAN MEREKA .....

  13. #13
    Join Date
    Dec 2009
    Posts
    1,047

    Default

    Quote Originally Posted by smichz View Post
    Kesalahan PBSI ya karena PBSI ga bantu ngmng ke Badan Kependudukan.Padahal TSF dah berjasa banget ngangket nama INA di dunia badminton.

    Kesalahan negara kita ya ga kenal siapa TSF,yg balik lagi ke PBSI,ga bantu ngmng in.
    Gw yakin kalo PBSI berusaha ngeyakinin,seberapa TSF dah berjasa buat INA,mereka juga bakal mikir dua kali tuk menolak ajuan keinginan menjadi WNI nya pak TSF.
    pada zaman itu, Presiden Soeharto terlalu kuat, dan saya sendiri tidak tahu kenapa ada kasus TSF ... pada zaman itu ras tertentu sangat-sangat dicurigai .... STOP MULAI SARA.

    Tapi saya lihat POSITIFnya aja, harusnya pelatih yg tersisa bisa buktikan bahwa mereka bisa lebih baik dari TSF ...

    tolong jgn karang cerita kalau bos sendiri tidak tahu persoalannya ...

    apakah kalau TSF kembali ke Indonesia, bulutangkis Indonesia bisa berjaya lagi ????? belum tentu bos ...

    seorang Susi Susanti aja pernah ngomong (menjelang Uber Cup 2008) : "emang bibitnya yg tidak ada" ....

    emang susah kalau selalu melihat sisi negatifnya dari berbagai kejadian ....

  14. #14

    Default

    Quote Originally Posted by sotx-sg View Post
    bulutangkis.com kok dijadikan patokan (sorry Pak Ferry), biar teriak setengah mampus kagak didengar sama atlet euih ....

    Hendrawan ke Malaysia (begitu juga Rexy) karena iming2 FINANSIAL & BENEFIT yang jauh lebih besar dari kemampuan asosiasi tepokbulu (ATB) negeri saya ....
    ATB negeri saya ini cuma berharap dari dana pemerintah, sumbangan klub2 plus sponsor Yonex ...
    Bandingkan dgn Malaysia yg bisa gaet Proton, 100Plus, dll., belum lagi dana dari sumbangan masyarakat melalui TOTO ...

    So, jgn cuma komentar BUTA ... jangan menyalahkan ATB negeri saya, sebab memang kemampuannya cuma segitu, tidak bisa menggali potensi yg ada ... diganti sama siapa aja pasti cuma segitu .... karena UANG/FUND/MONEY/FINANSIAL tidak cukup.

    Masyarakat sebenarnya mau nyumbang, tetapi wadahnya tidak ada ... dulu ada SDSB (salah satu kontributor dana saat kejayaan bulutangkis awal 90-an), tetapi kemudian dibubarkan ....

    Dan mengenai atlet yg bos sebutkan di atas .... sori cuma KINDRA yg punya prestasi mumpuni, lainnya sori berat ... masalah KINDRA yg gagal itu karena mereka mau main by-pass, merasa diri sudah professional, jadi tidak perlu lagi melapor ... padahal BWF cuma mengakui PBSI .... orang tua yg dilangkahi anaknya pasti marah besar bos ...
    (itu yg bisa saya tangkap dari baca di koran nasional - sederhana, jangan lebay).

    di Singapore tahun 2006 yg lalu saya duduk bersebelahan dgn Hendrawan, trus nampak dua anak dia ..
    saya : "wah bakal calon juara dunia nih"
    hendrawan + istrinya : "jgn dech mas, pemain bulutangkis tidak enak"
    saya : "khan bisa main atau melatih di negeri lain yg bisa bayar lebih"
    hendrawan : (tersenyum penuh makna)

    saya lihat (sorry) bos ini terlalu berlebihan dgn masa lalu ... kapan bisa majunya bos ?
    Masalah TSF, Hendrawan, Rexy, dll .... biarkanlah mereka.
    ... THINK POSITIVELY ...

    but up to you bos .... kamu LEBIH PANDAI DAN DEKAT DENGAN MEREKA .....
    Kl dari nada bicara nya bos sih,Bos merasa lebih dekat lebih mereka n lebih tau tentang seluk beluk perbadmintonan INA.Jadi saya rasa bos lebih berhak tuk meluruskan persepsi masyarakat ttg permasalahan badminton saat ini.Saya hanya mengemukakan pendapat saya,dan saya pun dah sebelumnya telah menulis,
    "kalau salah,tolong dikoreksi".Jadi saya bukan seseorang yg tidak mau diubah pendapatnya.Saya menerima opini dan masukan brother2 lainnya.Seperti layaknya fungsi sebuah forum,tempat masyarakat tuk mengemukakan isi pikiran mereka.

    Selain dari Bultang,saya memang sebelumnya pernah membaca koran nasional yg memang prnh mengutip perkataan TH yg juga berhubungan dgn "menang di puji,kalah di caci".Tp kalau bos bilang TH ga pernah ada masalah itu.Masyarakat INA mencintainya n tidak pernah menghina dia meskipun dia kalah,baiknya kalau bos mengutip perkataan TH tersebut,n dijadikan sebagai quote,tuk menolak pemikiran bro Siss dan brother2 lainnya yg merasa seperti yg dikemukakan di thread ini.

    Ok,memang mereka berhak tuk memilih hidup yg lebih baik lagi diluar.Toh INA tidak ada penawaran yg lebih baik tuk membuat mereka memilih tuk tetap disini.Ini negara bebas.Siapapun boleh keluar masuk di negara ini,kecuali buronan.Menurut saya,ntah sistem atau politik yg mana yg harus diperbaiki,tuk membuat orang2 berbakat n berpotensi lainnya tuk tetap di INA,merasa nyaman n dihargai(baik secara material maupun secara emosional).Kalau bos merasa ini tidak perlu diperbaiki,ya closed discussion.Enjoy dengan keadaan saat ini aja.

  15. #15

    Default

    Quote Originally Posted by sotx-sg View Post
    pada zaman itu, Presiden Soeharto terlalu kuat, dan saya sendiri tidak tahu kenapa ada kasus TSF ... pada zaman itu ras tertentu sangat-sangat dicurigai .... STOP MULAI SARA.

    Tapi saya lihat POSITIFnya aja, harusnya pelatih yg tersisa bisa buktikan bahwa mereka bisa lebih baik dari TSF ...
    tolong jgn karang cerita kalau bos sendiri tidak tahu persoalannya ...

    apakah kalau TSF kembali ke Indonesia, bulutangkis Indonesia bisa berjaya lagi ????? belum tentu bos ...

    seorang Susi Susanti aja pernah ngomong (menjelang Uber Cup 2008) : "emang bibitnya yg tidak ada" ....

    emang susah kalau selalu melihat sisi negatifnya dari berbagai kejadian ....
    Saya karang dari cerita,berdasarkan link yg saya quote diatas..ntah bos dah liat atau belum.Jadi bukan saya sendiri yg ngarang.Hahaha..kl mau komentar,silakan komentar ke pengarang quote2 yg saya kutip.
    Last edited by smichz; 16 Apr 2011 at 22:27.

  16. #16
    Join Date
    Dec 2009
    Posts
    1,047

    Default

    Quote Originally Posted by smichz View Post
    Kl dari nada bicara nya bos sih,Bos merasa lebih dekat lebih mereka n lebih tau tentang seluk beluk perbadmintonan INA.Jadi saya rasa bos lebih berhak tuk meluruskan persepsi masyarakat ttg permasalahan badminton saat ini.Saya hanya mengemukakan pendapat saya,dan saya pun dah sebelumnya telah menulis,
    "kalau salah,tolong dikoreksi".Jadi saya bukan seseorang yg tidak mau diubah pendapatnya.Saya menerima opini dan masukan brother2 lainnya.Seperti layaknya fungsi sebuah forum,tempat masyarakat tuk mengemukakan isi pikiran mereka.

    Selain dari Bultang,saya memang sebelumnya pernah membaca koran nasional yg memang prnh mengutip perkataan TH yg juga berhubungan dgn "menang di puji,kalah di caci".Tp kalau bos bilang TH ga pernah ada masalah itu.Masyarakat INA mencintainya n tidak pernah menghina dia meskipun dia kalah,baiknya kalau bos mengutip perkataan TH tersebut,n dijadikan sebagai quote,tuk menolak pemikiran bro Siss dan brother2 lainnya yg merasa seperti yg dikemukakan di thread ini.

    Ok,memang mereka berhak tuk memilih hidup yg lebih baik lagi diluar.Toh INA tidak ada penawaran yg lebih baik tuk membuat mereka memilih tuk tetap disini.Ini negara bebas.Siapapun boleh keluar masuk di negara ini,kecuali buronan.Menurut saya,ntah sistem atau politik yg mana yg harus diperbaiki,tuk membuat orang2 berbakat n berpotensi lainnya tuk tetap di INA,merasa nyaman n dihargai(baik secara material maupun secara emosional).Kalau bos merasa ini tidak perlu diperbaiki,ya closed discussion.Enjoy dengan keadaan saat ini aja.
    Quote Originally Posted by smichz View Post
    Saya karang dari cerita,berdasarkan link yg saya quote diatas..ntah bos dah liat atau belum.Jadi bukan saya sendiri yg ngarang.Hahaha..kl mau komentar,silakan komentar ke pengarang quote2 yg saya kutip.
    walah saya jauh sekali dari pemain nasional bos ... lha saya sendiri aja di negeri orang tinggalnya, bos yg di Jakarta khan secara geografis lebih dekat ... hehez.

    intinya mari kita sama2 berpikir yang positif aja .... jangan terlalu negatif.

    karena dasar dari semua merosotnya prestasi Indonesia saat ini adalah DANA dan BIBIT.
    selama root cause belum ditangani, jangan pernah harap akan berjaya kembali.

    TH di mana-mana dipuja bos .... bahkan waktu sesi pemotretan dgn TH untuk setiap ada Milo Cup, bos bisa lihat berapa ratus orang rela antri kepanasan hanya untuk berfoto dgn dia.

    kembali ke Taufik ...

  17. #17
    Join Date
    Nov 2009
    Location
    Polluted city no 3
    Posts
    2,070

    Default

    Hot topik yah wkwkwkwkwk
    1. TSF pulang karena permohonan WNI nya terkatung2 dan ditolak oleh pemerintah sebagai alasan utama dan keamanan (kerusuhan 98) sebagai trigger terakhir yg membuat dia mengambil keputusan itu. Dari sejak era orde lama, orde baru sampe sekarang orde reformasi (katanya) sikap dan perilaku pemerintah terhadap orang2 yg berjasa terhadap negara ini ngga pernah berubah....ngga perduli seorang pahlawan perang 45, atlet juara dunia, ilmuwan2 bahkan sampe anak2 juara olimpiade fisika dan matematika dunia....sad but true, kita tidak berbicara ttg SARA karena perlakuan ini dirasakan oleh seluruh orang2 yg berprestasi tanpa mandang SARA okay :)

    2. TH terlepas dari merasa dicaci saat kalah atau dipuja saat menang harus menyadari bahwa seorang public figure akan selalu menjadi sorotan semacam itu, ini berlaku di belahan dunia manapun...dia dipuji2 di China karena dia bukan atlet dari negara itu...Schumacher, Tiger woods, Tyson, Del piero, banyak atlet dari segala macam olahraga akan mengalami hal yg sama...dipuja saat juara dan dicaci saat kalah. Itu adalah jalan hidup seorang atlet so ga perlu banyak mengeluh sebenernya cukup buktikan dengan prestasi seperti Peter Gade atau Hendrawan yg diujung usia produktifnya masih mampu berbicara di kejuaraan2 yg diikuti. TH adalah fenomenal sama seperti Maradona atau Valentino Rossi dsb dsb dimana selalu ada 2 sisi sikap orang terhadap mereka, sebel setengah mati atau mendewakan setengah mati juga wkwkwkwkw

    3. Bibit....ini dilema, dengan jumlah penduduk lebih 200 juta masa iya ga ada segelintir manusia yg berbakat di bidang olahraga tertentu, sama seperti sepakbola...nyari 23 orang buat timnas aja susah banget sampe2 naturalisasi pemain asing segala, jadi bukan karena ga ada bibit tapi bibit yg ada ga mau memilih jalan itu karena masa depan yg ga jelas (kalo ga mau dibilang suram) Bayangkan seorang juara dunia tinju hanya jadi security diskotik kelas bawah di lokasari dan terjerumus perdagangan narkoba untuk mencari nafkah sementara anggota wakil rakyat dan pemerintah menikmati kemewahan dan keberlimpahan yg terus dinikmati bahkan setelah mereka udah ga duduk disitu lagi.

    4. Dana....sapa bilang negara kita miskin dan ga cukup dana buat membangun masyarakatnya? buat gedung 1,1 trilyun aja gampang koq...alokasi dananya saja yg ga jelas, kalo diaudit oleh badan audit internasional akan jelas terlihat kacaunya aliran dana selama ini....jadi bukan dananya ga ada tapi dananya ga mau disalurkan kesitu, lebih baik buat kepentingan2 lain yg lebih bisa menguntungkan mereka sendiri.

    Terlalu banyak yg harus dibenahi, mungkin ga cukup 10 tahun buat mengembalikan apa yg udah hilang....tapi kalo ga dimulai dari sekarang ya kita tinggal lihat aja setelah TH pensiun nama Indonesia akan hilang dari persaingan MS....maaf buat fans SDK atau Simon atau lainnya tapi menurut gw kelas mereka masih di bawah TH..... mereka bisa masuk 5 besar tapi ga akan pernah menjadi no 1 seperti TH, LD atau LCW, walaupun gw sungguh2 berharap akan ada fenomenal lain yg bisa muncul tapi kayanya sekarang berat deh

    lanjoott

    Peraturan Umum FTB dan Netiket FTB - mari turut serta menjaga agar FTB menjadi tempat diskusi yang nyaman.
    Thread kritik & saran khusus untuk mod/admin - postingan diluar thread ini akan dihapus.
    Thread laporan post bermasalah
    - jangan terpancing emosi, biarkan mod & admin yang menyelesaikan.

    TEPOKBULU.COM ! ®

  18. #18

    Default

    Quote Originally Posted by issarakaya View Post
    tapi kalo ga dimulai dari sekarang ya kita tinggal lihat aja setelah TH pensiun nama Indonesia akan hilang dari persaingan MS....
    ini yang paling menyedihkan

  19. #19
    Join Date
    Jan 2010
    Location
    surabaya
    Posts
    2,084

    Default

    Pemain titisan kayak TH, Lin Dan di badminton, Jordan di basket, Maradona, Messi, Zidane di sepakbola, cuman muncul 10-20 tahun sekali. Untuk jadi besar dan dikagumi banyak orang tidak cukup hanya dgn bakat, tp keunikan tersendiri yg tdk dipunyai atlit2 lain di cabang olahraga yg sama.

    Kalo komentator2 bilang, a gifted player....

    jadi, ya diliat aja apa bakal ada the next TH di masa2 yg akan datang. Sy yakin pasti ada. Yg jelas jgn berharap sama Hayom, payah banget soalnya, gaya main udah kayak TH tapi mental tempe banget, hehehe

    *nyambung ga sih komen sy ini

  20. #20

    Default

    Quote Originally Posted by issarakaya View Post
    Hot topik yah wkwkwkwkwk
    1. TSF pulang karena permohonan WNI nya terkatung2 dan ditolak oleh pemerintah sebagai alasan utama dan keamanan (kerusuhan 98) sebagai trigger terakhir yg membuat dia mengambil keputusan itu. Dari sejak era orde lama, orde baru sampe sekarang orde reformasi (katanya) sikap dan perilaku pemerintah terhadap orang2 yg berjasa terhadap negara ini ngga pernah berubah....ngga perduli seorang pahlawan perang 45, atlet juara dunia, ilmuwan2 bahkan sampe anak2 juara olimpiade fisika dan matematika dunia....sad but true, kita tidak berbicara ttg SARA karena perlakuan ini dirasakan oleh seluruh orang2 yg berprestasi tanpa mandang SARA okay :)
    Yup,saya setuju dengan bung Issa,kalau ini perlakuan ini sama sekali bukan hanya karena isu SARA.

    Bisa dibilang sosok TSF adalah coach terbaik yg pernah dimiliki dunia badminton.Ga tau di tangannya seseorang yg nearly 70 years old ini dah melahirkan berapa banyak pemain legendaris INA maupun CHN.

    Alan memang dikenal dekat dengan pelatih kelahiran Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. Perkenalan terjadi saat Tong melatih di Indonesia pada 1987 hingga 1998. "Bayangkan, pada usia setua itu, ia masih diberi kesempatan duduk mendampingi pemainnya. Padahal setahu saya, ia memiliki masalah dengan jantungnya, serta memang sejak muda hidup dengan satu ginjal," katanya.

    Peraih medali emas olimpiade ini memang merupakan salah satu anak didik Tong sejak muncul akhir 1980-an. Menurutnya, Tong sebagai pelatih menanamkan disiplin tinggi buat anak didiknya. "Kalau latihan pukul delapan, dia sudah di lapangan pukul 07.30. Kami terlambat satu menit saja akan disuruh pulang," ungkapnya.

    Ia juga memuji Tong yang memiliki metode latihan yang unik dan tidak pernah sama untuk setiap pemain. "Saya dengan pemain lain, seperti Ardy, diberikan metode latihan yang berbeda. Namun, setiap memberikan teknik latihan, Om Tong selalu bilang, latihan yang dijalankan itu akan memberi hasil tiga bulan kemudian. Dan ini terbukti," ungkapnya.

    "Om Tong memang cerita tentang kesulitan dia memperoleh izin naturalisasi. Dia telah mengajukan selama lebih dari sepuluh tahun dengan biaya sendiri hingga habis lebih dari Rp 50 juta-an," kata Alan. "Awalnya dia telah mendapatkan KIMS (kartu izin menetap sementara) yang diperpanjang dengan menerima KIM (kartu izin menetap), tetapi ketika saatnya mendapatkan surat bukti WNI, dia malah diminta mengurus ulang proses mendapatkan KIMS," katanya.

    Alan ingat bagaimana reaksi Tong Sin Fu saat permintaannya mendapatkan surat bukti WNI gagal. "Waktu itu kami masih latihan hingga pukul 10 malam. Om Tong bilang saya mau ke imigrasi sebentar," katanya. "Pukul 11 malam, dia pulang dengan menendang pintu ruang latihan sampai kami semua berhenti berlatih. Om Tong cuma teriak, 'kurang ajar... gue disuruh ngulang prosesnya!'" kenang Alan.

    Alan tidak tahu apakah dalam proses mendapatkan surat WNI tersebut Tong mendapat bantuan dari pengurus PB PBSI atau pejabat berwenang lainnya. "Beberapa hari setelah kejadian itu, dia bilang memutuskan akan kembali ke China," katanya. "'Lan, apa sih yang kurang saya lakukan buat negeri ini? Saya sudah membawa gelar juara, juga dapat penghargaan dari Presiden. Tapi semua itu tidak ada gunanya'," ucap Alan mengulangi perkataan Tong.

    Saat itu, Alan, karena masih menjadi pemain, meminta Tong mempertimbangkan keputusannya itu. Namun, pelatih yang pernah melahirkan nama-nama besar di China, seperti Lin Ying/Wu Dixi dan Li Lingwei ini mengatakan, "Gue di sini warga negara asing. Kalau mati di sini, istri dan anak gue makan apa?"

    Tong memang menikah dengan seorang wanita dari China daratan pada usia cukup lanjut dan memiliki putra yang seingat Alan baru berusia enam tahun. "Mungkin setelah menghubungi koleganya di China, ia mendapat kepastian tentang masa depannya di sana," ucap Alan.

    Juni 1998, Tong akhirnya kembali ke China dengan membawa keluarga. Ia diantarkan oleh para mantan anak asuhnya, antara lain Alan Budi Kusuma, Candra Wijaya, Hariyanto Arbi, dan Hendrawan sampai ke bandara Soekarno-Hatta.

    Menurut Alan, setelah pindah, Tong ditarik sebagai pelatih tingkat provinsi kemudian timnas oleh pelatih kepala, Li Yongbo. Sebagai pelatih timnas, Tong Sin Fu atau Tang Hsien Hu mendapat jaminan, seperti rumah, kendaraan, dan jaminan hidup hingga seumur hidup anaknya. Ya, seumur hidup anaknya!


    Ini kronologis jelas sesuai dgn wawancara kompas dengan Alan Budi Kusuma.Saya ga bermaksud sara,anggaplah beliau bukan seorang yg pantas diSARAkan,tetapi sebagai seorang pribadi,namun disia2kan.Bukan bermaksud tuk selalu mengungkit2 masa lalu,namun menyampaikan sudut berita yg lebih jelas.

    Tuk yg di bagian juara tinju dunia,Bung Issa,serius lo?Jaga parkiran diskotik di daerah mabes?Dah pernah ketemu langsung?Namanya siapa?
    Gw cuma pernah denger salah satu pemaen lama badminton kita,cewe, yg lumayan tersohor,sekarang cuma kerja di apotik kecil.Lupa namanya.
    Last edited by smichz; 18 Apr 2011 at 12:03.

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •