MS : Antony Ginting
WS : Tai Tzu Ying
WD : CYN/LSH
XD : Tontowi/Liliyana
MD : Kevin/Gideon
MS : Antony Ginting
WS : Tai Tzu Ying
WD : CYN/LSH
XD : Tontowi/Liliyana
MD : Kevin/Gideon
WS : Tai Tzu Ying
MS : LCW
WD : CYN/LSH
MD : Kevin/Gideon
XD : liu kai/Huang Yaqihong
Edi/Glo lalu PraDeb langsung out di Round 1. Ouch!
ramalan saya. indo maap ga ada yg juara. smoga meleset ya
rekam jejak brp pertandingan terakir indo jelek2,
Kevin Gideon nyerah straightgame 21-16//21-16 main pertama pula jam 10an td hadeh..
Langsung balik cipayung lagi, introspeksi di dlm kamar asrama, besok pagi-pagi didrilling lagi kyknya tuh berdua hihihi
alesan nya si cedera bahu minion kalah.
kalo menurut sy minion dalam bahaya,
awal taun menang 3x jd over PD, sekarang kalah trus, kalo begini bs underperform, jd beban mental.
kelemahan mereka ada di area blkng , smash nya ga keras, diliat semenjak thomas, badan bagian atas gideon jd lebih besar, kekar mungkin nge gym buat smash keras.
kalo drive nya lagi bagus, ngebantu smash pelan,
kalo drive lagi jelek, smash pelan, bhayyy
tomy sugiarto keok lawan lcw barusan
bad mean tons
Itu salah satunya kali ya hu.. cm katanya siii beban mental mreka besar, kyk owi maen kmrin mgkin yah, errornya mayan tp untung mental butetnya mayan kuat, jd bisa lebih tenang sama si owi jd ga telalu panik bgt. Klo liat dr mukanya lgsg d lapangan sih kmren. Malah XD korea yg ilang focus pol pas bola out sbnrnya itu hahaha cm dibilang masuk sm linesman nya. The power of linesman wkwkwk.. in do ne sia !!
Tunggal Putra India Menggila...
chen long juga gila mainnya
harusnya 2 lawan 1 kalo yg main chen long
Sumber: https://www.detik.com/sport/read/201...t-pertandingan
Tentang 'Marah-Marah' Liliyana ke Tontowi Saat Pertandingan
Tentang Marah-Marah Liliyana ke Tontowi Saat Pertandingan
Jakarta - Saat bertanding di babak kedua Indonesia Open 2017, Liliyana Natsir terlihat kerap mengomeli Tontowi Ahmad. Diakui Liliyana, itu dilakukannya untuk mengingatkan Tontowi agar tak bikin banyak kesalahan.
Bermain di Jakarta Convention Center (JCC) Plenary Hall, Jumat (16/6/2017) dinihari WIB, Tontowi/Liliyana berhasil mengalahkan pasangan yang juga berasal dari Indonesia, Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia, dengan skor 21-17, 22-20. Sempat mulus di gim pertama, peraih medali emas Olimpiade 2016 itu malah keteteran di gim kedua.
Di awal gim kedua, Tontowi/Liliyana harus tertinggal sampai interval. Namun mereka bisa balik unggul sampai 20-17. Saat butuh satu poin lagi untuk menang, mereka malah kecolongan hingga skor berubah 20-20. Beruntung bagi Tontowi/Liliyana, mereka akhirnya bisa mengunci tiket ke perempatfinal dengan kemenangan 22-20 di gim kedua.
"Musuh kami tadi bermain cukup bagus dengan di gim kedua kami sempat tertinggal, namun di akhir kami bisa memenanginya," kata Butet --sapaan akrab Liliyana-- dalam konferensi pers usai laga.
Sejak pertandingan berlangsung sampai akhir pertandingan, Butet terlihat sedikit marah-marah kepada Tontowi. Namun, wanita berdarah Manado itu mengaku melakukannya hanya untuk sekadar mengingatkan Tontowi.
"Tadi saya cuma sekadar mengingatkan Owi. Soalnya, kami kan cari poin itu tidak mudah. Jadi main harus yang wajar, seperti kok jangan sampai nyangkut dan kurangin error. Kayak tadi kami sudah 20-17 tapi malah bisa disamakan. Itu bahaya, untung kita bisa menang. Kalau sampai rubber belum tentu kami bisa bangkit lagi," tambahnya.
"Jadi, tadi saya terus mengingatkan Owi di akhir bahwa 20 itu belum selesai. Itu harus terus saya ingatkan dan saya juga harus lebih banyak sabar lagi," sambung Butet.
"Itulah gunanya partner, jadi kami harus saling mengingatkan. Saya ini kan banyak error, jadi harus saling melengkapi," timpal Owi.
Dengan mundurnya Gideon/Kevin di Australia kita tahu mereka memang bener cedera.
Walau ada yg bilang yg cedera harusnya ga diturunkan, harus nya sadar juga biar bagaimana pasti ada 'tekanan' dari pihak sponsor supaya pemain yg disponsorin tetap main terutama di negara sendiri.
Disinilah gunanya seorang manager profesional. Yang kerjaannya hanya mengurusi pemain. Mulai dari kontrak, dimana harusnya dengan tegas ditulis bahwa, hanya pemainlah yg berhak untuk memilih di turnamen mana dan kapan.
Soal linesman, harus diingat juga bahwa BWF juga melakukan penilaian atas negara penyelenggara. Mulai dari stadion, penonton, tv, sampe hakim garis.
Maknya pelatih Korea langsung manggil referre begitu ada masalah.
Bisa jadi itu hakim garis langsung ditandain sama koordinator halom garis dan di taro di garis yg jarang perlu keputusan, misalnya garis servis
Udah saatnya BWF menggaji official profesional dimulai dari wasit sampai nantinya hakim garis