Originally Posted by
jacque
Catatan 2 - Tebarnas V – Kudus
~ By Arief/Jacque. Saksi Tebarnas Ke V ~
Pagi-pagi buta suara kamar terdengar di gedor dari luar. Seperti orang mengetuk tetapi jauh lebih keras. Tengok jam tangan, rupanya waktu masih menunjukkan pukul 04.30 WIB. Rupanya para time keeper bergerak cepat membangunkan para peserta agar mulai menyiapkan diri menjelang pelaksanaan Tebarnas. Cukup dua orang untuk mengeksekusi acara gedor pintu, seluruh kamar hotel @Home, sontak terasa bising.
Luar biasanya Panitia yang lain adalah transportasi dari dan menuju Gor Djati sudah sedemikian di perhitungkan. Bala bantuan dari PB Djarum dengan bis dan beberapa Mikrobis terasa sangat membantu para peserta yang di kolaburaikan dengan mobil pribadi juga bis pasukan Yogyakarta. Jadilah tepat pukul 07.00 seluruh peserta sudah masuk dan memandangi dengan penuh takjub akan Gor Djarum yang telah melahirkan para juara. Kesempatan ini tak pernah di siasiakan oleh para peserta. Sontak hampir seluruh peserta mengeluarkan Telepon selular untuk mengabadikan gambar.
Pukul 08.00 waktu setempat seluruh peserta sudah memenuhi lima lapangan yang tepat berada di tengah-tengah Gor Djarum Jati Kudus. Lantunan lagu Indonesia Raya yang di nyanyikan semua peserta sebagai pengawal pembuka Tebarnas membuat Gor Jati Kudus seakan hendak meledak. Bulu kuduk meremang saat bait demi bait lagu kebangsaan Indonesia di nyanyikan. Rasa patriotisme yang seolah terbenam mendadak sontak muncul. Entah lah, rasa yang ada saat itu sulit untuk di gambarkan. Yang ada hanyalah rasa bangga menjadi bagian dari negara tercita ini.
Sebagai tuan rumah. Djarum Foundation dan PB Djarum telah menjamu member FTB sangat luar biasa. Koh Yopi bahkan kembali muncul hadir di acara pembukaan dengan seremonial. Pesan Sportifitas yang di sampaikan menjadi salah satu penyemangat pertandingan. Tebarnas menjadi sangat menarik dengan ikut sertanya para pelatih, para mantan pemain bulutangkis kebanggaan tanah air. Ellen Angelina, juara Indonesia Open tahun 2001, Hastomo Arbi, legenda hidup bulutangkis Indonesia dan pelatih PB Djarum Rusmanto Sumaun rupanya datang ikut menjadi bagian peserta. Bangga ? Sudah pasti. Kapan lagi pemain lokal seperti member FTB bisa bermain dengan para mantan pemain dan legenda hidup bulutangkis Indonesia. Ayup Riyadi yang memiliki ID Lee Yong Ade sampai bercuit di akun media sosial miliknya. “Karena Tebarnas V ini lah saya bisa berpasangan dengan salah satu Legenda Hidup Badminton Indonesia, Bapak Hastomo,” ungkapnya. Ayup memang seperti mendapat durian runtuh berpasangan dengan Koh Has (panggilan Hastomo Arbi. Koh Has sendiri mengaku sangat senang dengan kegiatan ini. Jika ada waktu dan kesempatan iapun mau bergabung untuk Tebarnas berikutnya. Singgihpun sempat merasakan aura bintang dari Ellen Angelina. Ia berkesempatan menjadi pendamping Ci Ellen di timnya.
Dukungan lain dari Djarum Foundation adalah di sediakannya gerai makanan khas dari kota Kudus. Para peserta dapat leluasa mencicipi hidangan dengan cita rasa resmi dari kudus. Sate Kerbau, Soto kudus (ini bisa dipilih ayam atau kerbau) kemudian pecel, sampai lentog. Para peserta hanya tinggal menukar kupon makan yang telah di berikan panitia dengan makanan kesukaanya. Peseta juga tak perlu jauh-jauh keluar gor untuk mencari oleh-oleh. UKM yang di gandeng oleh Djarum Foundation telah di undang mengisi gerai yang telah di sediakan. Mau dodol atau kaos khas Kudus ? hanya tinggal melangkahkan kaki tanpa harus berpanas-panas kena sengatan matahari.
Pertandingan sendiri seperti biasanya berjalan seru. Selain adu kemampuan pada pertandingan tim, biasanya partai pingiran serta botol pinggiran ramai pada bursa permainan. Enam belas lapangan yang ada benar-benar di manfaatkan oleh panitia dan para peserta. Semuanya berlomba menjadi juara tetapi tetap dalam k oridor Sportifitas dan persaudaraan. Padatnya jadwal pertandingan membuat beberapa pemain harus terkapar karena cidera. Sang Momod malecreative adalah satu contoh ganasnya pertandingan tebarnas. Muncul sebagai juara adalah tim dari Menara yang di komandani sang Kapten Hazimie. Tim inilah yang berhak memegang Piala Bergilir untuk pertama kalinya. Sementara tim Besito menyandang predikat sebagai runner up.
Selingan door prize yang di berikan kepada para peserta menjadi ajang yang paling di tunggu. Peserta tak perduli dengan apa yang di raih. Seuatu kebanggaan tersendiri bagi mereka jika pulang membawa kenangan dari doorprize meski itu hanya selembar kaos. Puncak pemberian door prize (tanpa setingan tentunya) malah di raih oleh Dimas ketua tebarnas ke V (Lho… Lho.. Ko bisa ?). Dimas berhak mendapatkan raket F 300 dari Sponsor Adidas. Sementara Thomas Agung berhak membawa pulang tas raket persembahan Adidas Badminton Indonesia.
Pestapun usai. Seluruh peserta membawa kenangan sendiri akan cerita indah kota Kudus dan Gor Djarum Jati Kudus. Tak ada gading yang tak retak. Justru perekat dari retaknya gading adalah kebersamaan, persaudaraan yang sudah demikian tercipta dengan indahnya. Jadilah Gading kembali menjadi utuh tanpa cacat.
Mengutip quote dari Ahmad Munawirul Qulub. Semua itu dari Hati. Betul. Tanpa hati, tak mungkin para peserta mau datang dengan tenaga dan biaya ekstra. Tanpa Hati, tak mungkin rasa persaudaraan itu ada.
Bravo Tebarnas.. Bravo FTB..
Terimakasih Djarum Foundation. PB Djarum.