Sebaiknya agan membaca lebih dalam lagi mengenai kok tepokbulu, sebelum mengeneralisasikan bahwa "cock di Indo rata2 terlalu LAMBAT".
Kok itu punya banyak parameter, dari berat sampai jenis bulu dan juga guntingan bulunya. Yang mempengaruhi laju kok pun banyak, dari kelembaban, tinggi permukaan, angin, dll.
Silahkan cek
di sini.
Jadi satu merek kok bisa punya bermacam2 kualitas, contohnya
Flypower , ada yg biru, ijo, gold, dll.
Yg ijo pun ada yg beratnya 76,77,78, dst. Jadi tinggal agan pilih aja mana yg sesuai dengan kondisi lapangan yg agan pake. Jadi bukan karena koknya dari Indonesia jadinya lambat
Yang dilakukan di video itu adalah standard yang digunakan untuk menentukan kok mana yang akan dipakai di suatu turnamen resmi, Silahkan dateng ke stadion 2-3 jam sebelum pertandingan di DIOPSS dan perhatikan akan ada para referee (referee biasanya pake baju merah, umpire pake baju ijo atau hitam) akan melakukan test tsb (dibantu oleh atlet biasanya). Ini adalah tugas seorang referee untuk menentukan jenis kok mana yang akan dipakai (biasanya hanya memilih berat yg cocok, karena jenis kok udah ditentukan oleh sponsor).
Untuk tepokbulu rekreasi, jangan ribet2 cukup tanya sama yang punya lapangan, biasanya pada pake kok tipe apa, beratnya berapa?
Intinya di daerah pantai seperti Indonesia, pakek yg 77,
lebih dingin pake yg 78. Kalau mau awet, pake yg bulu angsa.